Membangkitkan Umat dengan Al-Qur'an
“Dialah yang
mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka,
yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka, dan
mengajarkan kepada mereka Kitab (Al Qur'an) dan Hikmah (As Sunnah).
Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang
nyata. Dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum
berhubungan dengan mereka. Dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” (Al – Jumuah [62]: 2-3)
Prof. Dr. Wahbah Az
Zuhaili dalam Tafsir Al-Wasith menerangkan bahwa dalam Surat
Al-Jumuah diatas, Allah SWT telah mengutus kepada bangsa Arab -yang
mayoritas tidak memiliki budaya baca tulis- seorang Rasul dari
kalangan mereka yang sama-sama buta huruf, untuk membacakan kepada
mereka ayat-ayat Al-Qur'an, mensucikan mereka dari syirik,
mengembangkan kebajikan diantara mereka, dan mengajarkan kepada
mereka Al-Qur'an, As-Sunnah, dan pengetahuan syariah. Al Kitab dalam
ayat tersebut adalah wahyu yang dibacakan yaitu Al-Qur'an dan
“Al-Hikmah” dalam ayat tersebut adalah As-Sunnah dan
pengetahuan-pengetahuan syariah (ma'aalimus syari'ah), yaitu
hukum-hukum ad-diin dan Al-Qur'an.
Penyebutan keadaan
bangsa Arab dalam ayat tersebut merupakan nikmat buat mereka yang
sebelumnya menolak risalah. Dan keberkahan tersebut mengembang kepada
semua kelompok manusia, baik bangsa Romawi maupun Persia, dan
bangsa-bangsa lain dimana Allah SWT telah menyiapkan agama-Nya untuk
diterima oleh bangsa-bangsa yang masuk Islam setelah para sahabat
Nabi hingga hari kiamat dimana mereka tidak pernah bertemu dengan
para sahabat saat itu dan akan bertemu pada periode berikutnya.
Kalimat akhariin dalam ayat tersebut menunjukkan bahwa umat
Islam itu terdiri dari bangsa Arab maupun non-Arab.
Inilah hujjah
yang menunjukkan bahwa misi kenabian Rasulullah adalah untuk seluruh
umat manusia, untuk bangsa Arab dan bangsa-bangsa lainnya. Hal itu
ditunjukkan pula dengan pengiriman surat dakwah Rasulullah saw kepada
para raja dan pemimpin-pemimpin negara lain seperti Persia, Romawi,
dan kerajaan lainnya. Isi surat itu mengajak para raja untuk masuk
Islam. Di dalam Al-Qur'an pun banyak sekali ayat-ayat yang
menunjukkan bahwa risalah nabi Muhammad saw adalah untuk seluruh umat
manusia. Bahkan risalah Islam juga untuk bangsa Jin seperti yang
tercantum dalam surat Al-Jin dan lainnya.
Allah SWT berfirman :
“Katakanlah (ya Muhammad) wahai manusia sesungguhnya aku adalah
utusan Allah untuk kalian semua.” (Al-A'raf
[7]: 158).
juga
firman-Nya : “Maha Suci Allah yang telah menurunkan
Al-Qur'an kepada hamba-Nya (Muhammad saw) agar menjadi pemberi
peringatan atas manusia seluruh alam.” (Al-Furqan [25]: 1)
Lalu bagaimana
Rasulullah saw saat itu mampu membangkitkan bangsa Arab, yang
sebelumnya dikenal sebagai bangsa jahiliyah hingga menjadi penguasa
dan pemimpin dunia? Setidaknya ada tiga langkah yang dilakukan
Rasulullah saw dalam membangkitkan bangsa yang umi itu hingga
menjadi umat terbaik diantara umat manusia (khairul ummah).
Pertama,
membacakan kepada mereka ayat-ayat Al-Qur'an yang menarik perhatian
manusia, yang merangsang kemampuan berfikir manusia dan menyentuh
perasaan manusia sehingga bangkit.
Kedua,
membersihkan manusia dari segala noda dan belenggu kemusyrikan
sehingga manusia memurnikan manusia hanya beribadah kepada Allah SWT
semata.
Ketiga,
mengajarkan kepada manusia Al-Qur'an dan Sunnah serta hukum-hukum
syariat yang terkandung didalamnya.
Belajar Al-Qur'an
Bersama Rasulullah
Sejarah membuktikan
bahwa para sahabat Rasulullah saw adalah para pembaca dan penghafal
Al-Qur'an. Mereka selalu mengiringi Rasulullah saw kemana saja beliau
berada dan berdakwah, mendengarkan ayat-ayat Al-Qur'an yang beliau
baca dan terangkan hukum-hukumnya, serta selalu mempelajari
hukum-hukum syariat kepada beliau.
Manakala Rasulullah saw
mengirimkan pasukan Jihad (saraya), maka tidak semua sahabat
dikirimkan ke medan tempur. Tetapi sebagian tinggal di Madinah
mengiringi beliau dan mempelajari ilmu agama dari belaiu. Lalu para
sahabat itu mengajarkan kepada para mujahidin manakala mereka kembali
dari medan jihad kekota Madinah.
Allah SWT berfirman :
“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi ke
medan perang. Mengapa tidak diutus sebagian kelompok orang dari tiap
kabilah untuk tetap tinggal (di kota Madinah) untuk mendalami
pengetahuan agama agar mereka bisa memberikan peringatan kepada
kaumnya nanti bila kaumnya telah kembali pulang dari medan Jihad
kekota Madinah agar kaumnya dapat menjaga diri mereka.”
(At-Taubah [9]: 122).
Dengan bangkitnya
bangsa Arab yang umi menjadi umat yang senantiasa haus dengan
petunjuk dan ilmu-ilmu agama dari Rasulullah saw maka kaum muslimin
generasi pertama di bawah kepemimpinan Rasulullah saw dikota Madinah
akhirnya mampu menegakkan syariat diseluruh wilayah Jazirah Arab
hanya dalam tempo 10 tahun.
Dan lima tahun setelah
wafatnya Rasulullah saw yakni pada tahun 15 Hijriah, kaum muslimin
dibawah kepemimpinan Amirul Mukminin Umar bin Khattab mampu
membebaskan seluruh wilayah negara adidaya Persia dan memukul mundur
adidaya Romawi dari wilayah Syam hingga lari ke Konstantinopel.
Sehingga kekuasaan Madinah meliputi seluruh Jazirah Arab dan seluruh
bekas wilayah dua adidaya pada waktu itu, yakni Romawi dan Persia.
Kekuasaan Islam itu
terus meluas membebaskan seluruh bangsa manusia dari berbagai
belenggu kemusyrikan dan kejahiliyahan peradaban mereka serta
kezaliman penguasa mereka. Satu demi satu berbagai bangsa dan negara
bergabung dengan kekuatan adidaya baru yang menyinari dunia, kekuatan
Islam.
Oleh karena itu, jika
umat Islam hari ini ingin bangkit kembali, maka tiga langkah
Rasulullah saw diatas mutlak untuk ditempuh secara bersama dan
bersungguh-sungguh. Insya Allah umat Islam akan kembali bangkit dan
Islam benar-benar menjadi rahmat bagi alam semesta. Wallahua'lam..
(Muhammad Shodiq
Ramadhan, Sekretaris Forum Umat Islam).
0 komentar: